Berapa jumlah pengangguran di negara kita ini? sekian…sekian….sekian….banyak. Tidak heran, jika setiap ‘manusia baru’ maksudnya baru lulus sekolah atau baru lulus kuliah, mostly selalu dihantui pikiran “akan bekerja dimana saya setelah ini?”, atau “adakah perusahaan yang mau menerima saya bekerja?”, atau malah “ada yang melamar saya nggak ya dalam waktu dekat ini?” hehe..
Saya, dan beberapa orang teman perempuan satu kampus dulu, pernah punya rencana konyol tentang masa depan. Yaitu menikah dengan pria sukses *biar kita nggak perlu kerja terlalu keras*, membangun keluarga bahagia, kemudian patungan mendirikan TK atau PAUD *dengan mengumpulkan modal yang diperoleh dari suami masing-masing, tentu*. Hehe…so silly ya? Agak payah imajinasinya, karena waktu itu kalau tidak salah kami sedang meratapi ujian salah satu mata kuliah yang cukup bisa bikin penderita jantung koroner mati berdiri.
Hmm…aku jadi merindukan teman-teman seperjuanganku dulu. Teman-teman konyolku itu, hingga kini memang belum ada yang menikah. Masing-masing masih sibuk dengan dunianya. Tidak ada waktu untuk bermimpi. Beberapa diantaranya saat ini masih disibukkan berbagai ‘kutukan’ menjadi Junior Accountant di KAP ternama *yang anak akuntansi pasti ngerti apa maksudnya xixi*. Yang lain, sudah mantab di jalur BUMN. Satu lagi baru beradaptasi dengan suasana kerja di sebuah perusahaan penerbangan. Yang lain lagi sudah cukup nyaman bekerja di pabrik korek, hehe kidding, perusahaan cerutu ding, tapi masih juga nyari better job, katanya. Beberapa yang tersisa, terlalu *sok* sibuk dengan kehidupannya masing-masing sampai belum juga menyelesaikan skripsi. Seperti aku, yeahh..
Aku, sampai sekarang masih berstatus “menunggu” turunnya SK CPNS sekaligus juga SK Penempatan. Entah akan ‘dilempar’ kemana aku nanti. Seringkali aku sulit tidur hanya karena terbayang-bayang sebaris kalimat pada Surat Pernyataan yang telah kutandatangani sendiri. “Bersedia ditempatkan dimana saja di seluruh wilayah NKRI”. *sigh* Pada titik tertentu bahkan sempat terlintas di benakku “Ya Allah Gusti, kenapa aku dulu mau mau aja disuruh ikutan tes CPNS” Padahal sebelumnya aku sempat menolak dengan berkelakar “Nggak mau ah, takut ketrima”. Jelas hanya bercanda.
Tapi toh sudah terjadi. Doraemon juga sudah terlalu sibuk dengan Nobita Bego, jadi tidak mungkin meminjamkan mesin waktunya padaku. Aku juga tidak ingin menyesali apapun. Keluargaku senang sekali waktu aku ketrima CPNS. Terutama Bapak. Bahkan sebelum aku ujian Bpak sudah bilang mimpi dapat bintang, yang kemudian diberikannya padaku. Katanya, dengan sangat yakin, “awakmu mesti ketrimo, nduk”. Senangnya bukan main ketika tahu mimpinya menjadi kenyataan. Kata Bapak lagi, “yo iki lho obatku”. Kesehatan Bapak memang mulai memburuk sejak ayah mendahuluinya. Bisa dibilang Bapak lah orang yang paling merasa terpukul ketika ayah pergi. *aku nangis nih* Dan hari itu, ketika aku membawa kabar baik itu, Bapak tersenyum. Bukan, beliau tertawa. Aku bisa membaca jelas air muka bahagianya. 🙂
Nah, no regret. Aku siap ditempatkan dimana saja. *really??hehe* Â Nah lo, tiba-tiba aja, siang tadi, ada telepon dari Te Ina. Om Bud, suaminya, didapuk untuk babat alas Harian Rakyat Merdeka edisi Jawa Tengah. Beliau butuh banyak tenaga baru, diantaranya untuk bagian Akuntansi. “Kamu Akuntansi kan mbak? kalau mau, insyaAllah masa depannya lebih menjanjikan di sini. Ikut Om-mu aja ke Solo. gimana?” Crap! Holly holly crap!!!
ps: tau ruang pimred yang di film Otomatis Romantis? itu ruangan harian pak dhe No di kantor Harian Rakyat Merdeka yang di Jakarta. *cool*
Komentar Terbaru